Pecinta Game – Industri game Indonesia mencatat pertumbuhan yang luar biasa di tahun 2024 dengan nilai mencapai USD 2 miliar atau sekitar Rp33,7 triliun. Sayangnya, di balik angka tersebut, hanya 5% saja yang benar-benar masuk ke kantong developer lokal.
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyampaikan bahwa Indonesia kini menempati posisi pertama di Asia Tenggara, keempat di Asia, dan peringkat 15 dunia dalam jumlah gamer aktif, yakni mencapai 148 juta orang.
"Ini jadi peluang besar, bukan cuma untuk pemerintah, tapi juga industri, komunitas, dan developer lokal," jelas Teuku.
Sementara itu, Muhammad Neil El Himam dari Kemenparekraf mengungkapkan bahwa mayoritas keuntungan industri ini masih diambil oleh developer luar negeri. Dari total pasar Rp33 triliun, hanya sedikit yang berhasil dinikmati developer Tanah Air.
Langkah Pemerintah: Latih & Lindungi Developer Lokal
Pemerintah saat ini fokus pada pengembangan talenta lokal, termasuk pendampingan dalam mengurus kekayaan intelektual (KI) agar tidak mudah dibajak saat game diluncurkan di platform seperti Google Play.
"Kita bantu dari pelatihan hingga rilis. Tapi sebelum masuk ke pasar, kita dampingi urusan KI-nya juga di Kemenkumham," kata Teuku.
Untuk mendukung ini, diluncurkan Google x Unity Game Developer Training Program 2025 yang merupakan kerja sama Kemenparekraf, Google, Unity, dan Asosiasi Game Indonesia (AGI). Pendaftaran dibuka sejak 21 April 2025 hingga 21 Mei 2025.
Program ini tak hanya menawarkan pelatihan teknis, tapi juga magang dan pelatihan AI untuk peserta yang terpilih.
Industri game nasional memiliki potensi besar untuk berkembang. Tapi untuk menikmati kue Rp33 triliun itu, dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk memperkuat ekosistem dan daya saing developer lokal.
Sumber: DetikInet – Pangsa Pasar Game di RI Hingga Rp 33 T, 95% Diambil Developer Luar
0 Komentar
Kami menghargai diskusi yang baik! Mari berbagi pendapat dengan sopan di kolom komentar.